spesies utama
Pemanfaatan ternak dalam sehari-hari mayoritas kebanyakan penduduk mengambil kulitnya, dagingnya dan bagian tubuh hewan ternak itu lalu kotorannya yang digunakan sebagai pupuk. Lalu bagaimana jika kotoranya dijadikan sebagai bahan bakar alernatif?. Seperti itulah gambaran yang akan kami bahas dalam makalah sederhana ini. Spesies yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi ternak.
Sapi ternak adalah hewan ternak anggota familia Bovidae dan subfamilia Bovinae. Sapi biasanya dipelihara terutama untuk dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai bahan pangan. Hasil sampingan, seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga kemudian dimanfaatkan, kotorannya pun dapat dipakai sebagai pupuk dan penghasil gas. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai untuk membantu bercocok tanam, seperti menarik gerobak atau bajak.
Sapi ternak saat ini merupakan keturunan dari jenis liar yang dikenal sebagai Auerochse atau Urochse (bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama ilmiah: Bos primigenius), yang sudah punah di Eropa sejak 1627. Sapi ternak meski banyak jenisnya tetapi umumnya digolongkan menjadi satu spesies saja.
Kotoran sapi yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternative yang bisa juga digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak juga sebagai energy listrik.
Bahan bakar biogas adalah bahan bakar yang memanfaatkan limbah-limbah dan kotoran yang kemudian dijadikan sebagai sumber bahan bakar alternative lain selain dari hasil minyak bumi olahan. Biogas juga lebih aman digunakan untuk dijadikan bahan bakar karena tekanan gas yang dikeluarkan oleh biogas tidak seperti gas-gas tabung yang disubsidikan oleh pemerintah. Selain itu, dalam pembuatan biogas kita bisa memanfaatkan limbah sehingga bisa meminimalisirkan produk limbah yang tersebar di alam. Dalam pembuatan biogas, sebenarnya tidak hanya kotoran sapi saja yang bisa dimanfaatkan, tapi kotoran manusia, dan hewan ternak lainnya, hanya saja sapi lebih memenuhi criteria dalam pembuatan biogas ini karena sapi dapat mengeluarkan kotoran yang banyak dibandingkan dengan hewan ternak lainnya ini ditujukan agar proses pembuatan biogas lebih cepat dan tidak memakan waktu lama untuk dapat mendapat hasil yang sempurna.
pemanfaatan produkBiogas sudah lama sekali digunakan meskipun dari bahan atau spesies yang berbeda-beda. Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.
Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. (FAO, The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia, 1981).
Pada zaman sekarang ini, setelah harga BBM naik, kehidupan masyarakat baik di desa maupun di kota semakin sulit. Warga berlomba-lomba mencari sumber energi alternatif, ada yang menggunakan energi matahari, energi air, maupun energi angin. Tapi sampai sejauh ini masih belum ditemukan sumber energi yang benar-benar bisa menggantikan bahan bakar minyak. Kebanyakan sumber energi alternatif tidak bisa menghasilkan energi sebesar energi yang dihasilkan bahan bakar minyak. Tapi, sebenarnya ada sumber energi alternatif yang relatif sederhana dan sangat cocok untuk masyarakat pedesaan, energi alternatif itu adalah energi biogas.
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan organik, termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah organik secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan listrik. Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar alternatif terbaik, di antaranya biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki kandungan energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global warming.
Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam. Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat.
Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, dan lignin tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran untuk membeli pupuk.
Setelah diuraikan banyak sekali pemanfaatan yang dihasilkan dari biogas ini, apakah kalian tertarik untuk mencoba membuat biogas? atau ingin tau lebih banyak mengenai biogas ini? Mari kita simak pembahasan selanjutnya....
lokasiKTTSP (Kelompok Tani Ternak Sapi Perah) Bina Warga ini terletak di daerah kabupaten Bogor. Tepatnya berada di kampung Joglo, di desa Cibereum kecamatan Cisarua. Jika kita berjalan ke daerah Bogor ke arah puncak, mungkin kita tidak akan menemukan pemukiman warga kreatif Bina Warga ini dikarenakan kampung ini masih harus melewati jalan berliku lagi menuju pintu gerbang Taman Safari. Setelah itu tak jauh dari sana akan ditemukan sebuah jalan di sebelah kanan yang menuju ke arah kampung Joglo ini.
profil Daerah bogor kecamatan Cisarua di kampung Joglo inilah terdapat sebuah pemukiman yang mayoritas penduduknya mengembangkan teknologi berbasis alam berupa biogas. Disebut demikian karena sebagian dari penduduk disini yang memiliki hewan ternak berupa sapi, memanfaatkan kotorannya untuk dijadikan sumber bahan bakar alternatif yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak. Ada sekitar sebelas rumah yang memiliki ternak sapi di masing-masing tempat tinggalnya. Dari tiap-tiap rumah yang memiliki sapi itu, warga kampung Joglo menggunakan kotoran sapi serta beberapa produk limbah lainnya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Warga kampung ini memiliki peran aktif dalam pemberdayaan hewan ternak sapi, mereka pernah memenangkan kompetisi sebagai warga yang kreatif dalam pemanfaatan hewan ternak pada tanggal 5 Oktober 2010 lalu. Tentu saja, mereka memenangkan perlombaan ini. Sebut saja ketua Rukun tetangga yang kami temui, pak Anda Suhanda, beliau telah dipercaya selama 6 tahun sebagai ketua RT di kampung itu mengaku, bahwa warganya telah memanfaatkan ternak sapi, mulai dari pemeliharaan, pembersihan, serta perawatan sapi sejak dua tahun silam. Saat itu mereka juga masih hanya sekedar warga biasa yang memanfaatkan sapi untuk diambil susunya. Memang sapi-sapi yang mereka miliki adalah jenis sapi perah. Biasanya susu yang dihasilkan akan mereka kirim ke sebuah kelompok yang menangani pengumpulan susu sapi lalu kemudian di bawa ke KUD (Koperasi Unit Desa) dan berakhir ke sebuah pabrik yang memproduksi olahan susu. Sebagian besar susu ini di bawa ke pabrik Chimory untuk kemudian diolah menjadi produk susu olahan. Bisa berupa yoghurt, ataupun susu segar yang dijual kepada konsumen. Kemudian suatu ketika datang sekelompok mahasiswa ITB yang mengajari bagaimana menggunakan bahan bakar alami yang bersumber dari kotoran sapi. Warga kampung ini kemudian menjalani pelatihan selama beberapa minggu dan dengan bantuan Dinas pemerintah setempat akhirnya dikembangkanlah produksi biogas oleh warga ini yang menyebut diri mereka KTTSP atau singkatan dari Kelompok Tani Ternak Sapi Perah. Dan jadilah para petani sapi perah ini menjadi petani produktif dalam memberdayakan limbah sapi.
Warga kampung Joglo tinggal didaerah bogor yang alam sekitarnya merupakan penghasil produk sayur mayur berupa buncis, kol, jagung, tebu. Cabai dan beberapa tanaman yang cocok di daerah pegunungan.
prosedur
Prosedur dalam pembuatan biogas menurut yang kami dapat dari informan, salah satu warga kampung joglo yang juga merupakan kepala warga setempat, tak jauh berbeda dari teori-teori yang kami pelajari dari buku ataupun internet. Meski masih sederhana namun warga disana mengaku sangat terbantu dengan adanya produksi biogas ini. Selain hasil gasnya sama dengan gas tabung yang disubsidi pemerintah, biogas ternyata juga sangat aman dari ledakan. Bahkan setelah dua tahun pemakaian belum ada kasus digester (tempat produksi gasnya) meledak sampai mengeluarkan isinya yang penuh dengan kotoran sapi itu.
Langkah-langkah untuk menghasilkan biogas:
- Hal yang paling diperhatikan adalah bahan untuk sumber biogasnya. Disini warga menggunakan kotoran ternak atau kotoran sapi. Sebenarnya bisa saja menggunakan kotoran hewan lainnya seperti kambing, ayam, atau bahkan kotoran manusia. Hanya saja kotoran sapi lebih memiliki volume yang tinggi untuk menghasilkan gas metan yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas. Selain itu, sapi bisa mengeluarkan kotoran dalam satu kali pembuangan bisa mencapai 10 kg/cm3. Untuk menghasilkan kotoran yang sedemikian banyaknya, sapi-sapi itu biasanya diberi makan berupa singkong, ampas tahu, rumput-rumputan dan beberapa macam jenis sayur seperti buncis, daun buncis, daun kol, dan jagung. Dari kotoran sapi tersebut dapat ditambahan juga bahan-bahan organik atau daun-daun yang telah membusuk.
- Dalam penyiapan alatnya, pertma-tama kita harus membuat aliran kotoran dari kandang hingga ke digester. Lihat skema biogas di atas. Aliran dari kandang akan berakhir di inlet dalam inlet tersebut terdapat batasan yang berfungsi sebagai filter. Sehingga bahan anorganik dan organik dapat dipisahkan meskipun secara manual. Bahan yang berikutnya, yaitu penyiapan digester (tempat penampungan dan pengendapan kotoran sapi). Warga mendapatkan alat-alat pembuatan biogas ini difasilitasi dan dibantu oleh dinas pemerintah setempat. Digester ini menggunakan tipe kubah, yaitu berupa digester yang dibangun dengan menggali tanah kemudian dibuat bangunan dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk seperti rongga yang ketat udara dan berstruktur seperti kubah (bulatan setengah bola)
- Setelah digester telah dibuat, dan sudah dipastikan tidak ada yang bocor. Kita membuat lubang kecil di ujung atas digester tersebut yang dihubungkan dengan pipa kecil (lihat gambar di atas.biogas collection), yang berfungsi sebagai penyalur biogas ke kompor/ke generator. Dalam ukuran pipa 1 meter biasanya dipasangkan keran yang berfungsi untuk mengendalikan jumlah biogas yang dikeluarkan/digunakan. Namun, ada juga yang dipasangkan alarm untuk mengetahui bila biogas telah terisi dan siap digunakan.
- Namun, ada hal yang perlu diperhatikan penyiapan bahan biogas (kotoran sapi) yang dimasukkan ke dalam digester yang telah siap digunakan. Kotoran sapi yang dimasukkan ke dalam digester harus diendapkan selama ±40 hari hingga adanya biogas tersebutSetelah pipa kecil tersebut telah dihubungkan pada kompor dan gas terproduksi,kita bisa mengetahuinya dengan pengecekan manual terhadap kompor gas yang telah diberi aliran gas dengan menyalakan api pada kompor gas tersebut. Jika api muncul dan menyala maka gas telah siap digunakan.
- Tetapi perlu diperhatikan, kompor gas untuk biogas dengan kompor gas biasa sangat berbeda. Karena kompor untuk biogas memerlukan spuyer lebih besar agar gas yang keluar bisa maksimal.
- Karena yang dihasilkan adalah gas, pasti ada limbah ampas dan air dari bekas pembusukan bahan tersebut yang telah menghasilkan gas. Ampas tersebut akan mengalir melalui outflow ke overflow tank. Lihat gambar di atas. Ampas dan air tersebut dapat dipisahkan secara manual. Limbah ampas akan dapat dijadikan pupuk kering dan limbah air dapat digunakan sebagai pupuk cair, yang mengandung banyak mineral untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Biogas memang sudah menjadi bahan bakar alternatif yang sangat murah, dan mudah didapat. Apalagi kerugian dan besar kecelakaan yang ditimbulkan sangat kecil. Sehingga biogas sudah banyak yang berminat ingin membuatnya. Dengan biogas-pun kita dapat mengurangi kerusakan bumi tercinta kita. Let’s Go Green!
Gini dik, saya udah berhasil memproduksi biogas menggunakan drum plastik dan biogasnya ditampung ke dalam ban dalam bekas,
BalasHapusKesulitannya yakni belum bisa menggunakannya karena di tempat saya belum ada orang menjual kompor biogas, kiranya bisa dibantu untuk tutorial memodifikasi kompor gas LPG menjadi kompor biogas
terimakasih